Logo white text 1
Penyebab insecure pada remaja

Ketahui Penyebab dan Cara Manyikapi Insecure Pada Remaja

Insecure merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan tidak aman dalam diri seseorang sehingga ia merasa gelisah, takut, malu hingga merasa tidak percaya diri. Berbicara tentang insecure, berarti sedang berbicara tentang sesuatu yang bisa saja dialami semua orang dalam berbagai rentang usia. Mulai dari seorang balita, anak-anak, sampai orang tua, kakek dan nenek tentunya memiliki insecure-nya masing-masing.

Adapun penyebab insecure bisa dari dalam diri seseorang ataupun dari luar. Namun yang membedakan adalah setiap tahapan usia berbeda sebabnya. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak remaja juga memiliki sumber masalah yang sering membuat mereka merasa insecure, lantas apa saja yang itu? dan apa yang bisa dilakukan orang tua dalam menyikapinya?

Berikut adalah beberapa hal yang sering menjadi penyebab remaja merasa insecure dan cara bagi orang tua dalam menyikapinya.

  1. Pertemanan

Pertemanan sering menjadi penyebab seorang anak/ remaja merasa insecure. lantas pertemanan seperti apa yang bisa menimbulkan rasa insecure? Misalkan merasa out of the group, merasa tidak memiliki kelompok, teman atau sahabat serta merasa tidak diterima dalam sebuah kelompok.

Pada usia remaja, seorang anak pasti merasa penting untuk memiliki sebuah kelompok, sebab hal ini akan menjadi bagian daripada identitas mereka. Dengan demikian sangatlah penting bagi anak remaja untuk tidak dianggap aneh ketika mereka bersama kelompoknya.

Bagi orang tua sangat penting untuk membantu anak mengembangkan self esteem yang  baik sehingga anak-anaknya memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk bertahan tanpa harus bergabung dengan kelompok tertent. Selain itu, orang tua juga harus membantu anak agar memiliki kompetensi yang bisa anak banggakan didepan teman-temanya atau paling tidak orang tua bisa membuat anak memiliki kelebihan tersendiri yang menjadi ciri khasnya.

  1. Prestasi Belajar

Usia remaja dipahami sebagai masa persiapan menuju dewasa, dimana pendidikan merupakan salh satu hal yang menjadi penentu bagi masa depan mereka. Sudah menjadi hal yang wajar jika seorang anak merasa insecure dengan prestasi mereka, terlebih sistem pendidikan di Indonesia sendiri yang memiliki pandangan bahwa keberhasilan pendidikan sebagian besar masih dilihat dari prestadi akademik saja.

Dalam menghadapi kondisi seperti ini, orang tua bisa menciptakan lingkungan dimana kelebihan anak entah apapun itu, baik yang bersiafat akademik dan non akademik akan mendapatkan penghargaan dan memiliki kesempatan untuk dikembangkan, dan orang tua juga bisa memberikan pemahaman kepada anaknya, bahwa tidak selamanya prestasi bisa dilihat dari keberhasilan akademik saja.

  1. Merasa tidak dipahami orang tua

Sebelum memasuki usia remaja, biasanya seorang anak bisa sangat dekat dengan orang tua, akan tetapi memasuki usia remaja seringnya hubungan anak dan orang tua semakin renggang. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan anak menganggap orang tuanya tidak lagi bisa memahami diri mereka. Padahal, sejujurnya, sebagai orang yang paling dekat dalam hidupnya, seorang anak remaja berharap agar orang tuanya dapat memahami mereka.

menyikapi hal tersebut, orang tua perlu terus belajar sehingga dapat menyesuaikan pola pengasuhan serta gaya komunikasi dengan anak yang memang sudah berubah tahap perkembangannya. Dalam hal ini orang tua dapat menjalin komunikasi yang rutin dengan cara terbuka, santai serta tanpa penghakiman. Sebisa mungkin, buatlah anak selalu nyaman untuk berbicara dengan orang tuanya.

Ketiga penyebab insecure diatas tidak selamanya dialami oleh setiap remaja, sebab masih banyak hal-hal lain yang bisa saja menjadi penyebab insecure pada remaja. Akan tetapi, dengan memahami ketiga penyebab insecure diatas, setidaknya orang tua bisa mengetahui apa yang bisa ia lakukan dalam menghadapi anak remaja yang emosinya naik turun.

Jika anda sebagai orang tua merasa bingung dalam menghadapi hal tersebut, langkah selanjutnya orang tua bisa mencoba untuk berkonsultasi dengan dengan Psikolog dan orang yang memiliki keahlian dalam menghadapi permasalah ini.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *